TUGAS
PORTOFOLIO
MATA
PELAJARAN : Pendidikan Agama Kristen
KELAS/SEMESTER : IX(Sembilan)/6
MATERI : Memilih untuk Tidak
Berputus Asa
SMP
NEGERI 23 MAKASSAR
I.
Pendahuluan
Kegiatan
I
Menyanyikan
PKJ Nomor 241 “Tak’Ku Tahu’Kan Hari Esok
Tak
‘ku tahu ‘kan hari esok,
namun
langkahku tegap.
Bukan
surya kuharapkan,
kar’na
surya ‘kan lenyap.
O
tiada ‘ku gelisah,
akan
masa menjelang,
‘ku
berjalan serta Yesus.
Maka
hatiku tenang.
Ref:Banyak
hal tak ku fahami
dalam
masa menjelang.
Tapi
t’rang bagiku ini;
Tangan
Tuhan yang pegang.
Kegiatan
II
Berdoa…
II.
Pembahasan
Materi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu keadaan dimana
seseorang tidak memiliki harapan. Jadi, putus asa adalah kebalikan dari kondisi
berpengharapan.
III.
Pendapat
Alkitab
v Matius
6: 25-34, “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di
langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya
dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir
akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja
dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika
demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang
ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang
kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan
kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu
dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu
janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Bila
kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan
dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Hal
yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat
kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi
kebaikan sesama.
2. Allah
pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan
orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung, mengenai
apa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, ingatlah bahwa Allah sangat
mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja
jawaban Allah dating tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada
waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini
kepada murid-murid-Nya: “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada
anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepada-Nya.”(Matius 7:9-11)
3. Kita
harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus
sendiri dalam Matius 7: 7-8. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena
setiap orang yang meminta, menerima dan
setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok,
baginya pintu dibukakan.” Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan
kita, bukan?
IV.
Kesimpulan
Tuhan
Yesus mengajarkan kita untuk tidak berputus asa dan kuatir terhadap hidup ini,
karena Allah Bapa memelihara kita dengan sungguh baik. Allah Bapa memberikan
kepada kita apa yang kita butuhkan untuk kebaikan kita, bukan memberikan apa
yang semata-mata kita inginkan. Tuhan
Yesus mengajarkan kita untuk meminta kepada Allah Bapa apa yang memang kita butuhkan.